Kamis, 18 Februari 2016

Ambisi Bos FB, Rumah Komputer Canggih 2016

1 month lalu
Ambisi Bos FB, Rumah Komputer Canggih 2016

Ambisi Bos FB, Rumah Komputer Canggih 2016 Facebook rupanya mulai bergerak lebih luas tidak hanya pada ranah komputer dan gadget saja. Dikabarkan bahwa perusahaan milik Mark Zuckerberg itu akan mengembangkan rumah pintar berbasis komputer dengan 2016.
Bos FB, Marc Zuckerberg secara spesial mau menyuguhkan suatu system komputasi mutakhir di tahun itu. Pembangunan system mutakhir itu tidak lain fungsinya yaitu memberi pertolongan pada pekerjaan yang ada dirumah maupun di tempat kerja.
Marc Zuckerberg mempunyai prinsip buat bisa selalu meningkatkan kekuatan yang ia miliki lebih luas lagi di setiap tahunnya. Saat ini ia sedang mengembangkan program Artificial Intellegence (AI). Ke depannya ia akan dikembangkanmenjadi sistem komputasi tempat tinggal di 2016 ini melalui suatu unggahan di FB.
Zuckerberg juga mengungkap jika rencana tersebut bakal diawalinya dengan mengembangkan technology yang sekarang ini sudah tersedia. Bos FB ini bakal mengawali untuk memberikan pelajaran mengenai teknologi itu guna memahami suaranya sampai dengan teknologi tersebut bakal dapat memahami dengan penuh serta mengemudikan segala hal yang terdapat di hunian. Seperti penerangan di dalam rumah, atau temperatur suhu, ataupun musik.
Kecerdasan itu dianggapnya merupakansebuah tantangan tersendiri di tahun 2016 ini untuk Zuckerberg pribadi. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan jika sistem tersebut juga bakal berguna kepada sosial medianya, FB. Yang ditargetkan oleh Zuckerberg memanglah cukup besar. Ia menargetkan bahwa sistem buatannya tersebut bakal bisa mengenali tamu yang datang di rumahnya dan mempersilahkan tamu tersebut untuk masuk ke kediamannya.
Jika ini terwujud akan menjadi sesuatu karya yang luar biasa.

5 Teknologi Canggih yang Tidak Akan Eksis di Tahun

Tahun 2016 telah menyapa. Sebagai tahun baru, tentunya tahun ini diharapkan membawa banyak perubahan dan kemajuan baru. Sayangnya, tidak semua pembaruan ini terjadi di dunia teknologi.
Alih-alih hadir mengisi tahun 2016, daftar perkembangan teknologi berikut ini justru diramalkan bakal absen karena faktor tertentu. Apa saja?
1. Konektivitas Li-Fi

Li-Fi adalah pengembangan lebih lanjut dari Wi-Fi dengan kemampuannya mentransfer data hingga 100 Gbps. Sayangnya, Li-Fi memiliki kelemahan dibandingkan metode Wi-Fi konvensional karena membutuhkan direct line of sight dengan receiver khusus seperti koneksi infrared pada perangkat lawas.
Korea Selatan memang sudah mengimplementasikan jaringan 5G, tapi untuk konektivitas Li-Fi secara massal sepertinya tidak bisa segera hadir dalam waktu dekat ini. Ketersediaan perangkat yang mendukung konektivitas ini sementara masih dalam pengembangan lebih lanjut.
2. Yahoo Messenger yang Lebih Canggih


Popularitas Yahoo Messenger harus diakui telah meredup sejak tahun 2012 lalu, meskipun saat ini Yahoo telah mengembangkan fitur-fitur terbaru seperti kemampuannya menarik kembali pesan yang telah terkirim. Bahkan aplikasinya pun sudah tidak eksis lagi di App Store untuk pengguna Mac sejak Apple meluncurkan OS X Yosemite.
Dengan popularitasnya yang kian meredup seiring dengan ditutupnya beberapa layanan Yahoo, sepertinya kita tidak bisa berharap banyak akan kebangkitan dari Yahoo Messenger. Lagipula, siapa sih yang masih rela menerima “buzz” hari ini?
3. Ride-Sharing untuk Semua
go-jek2
Layanan ride-sharing seperti Go-Jek dan GrabTaxi memang seperti menjadi kebutuhan masyarakat ibukota saat ini. Sayangnya, hal ini tidak terjadi pada layanan Uber yang belum mendapatkan restu bagi armadanya untuk mengaspal secara legal.
Sebenarnya untuk Go-Jek juga masih banyak batu sandungan, di mana para driver-nya masih mendapatkan intimidasi dari tukang ojek pangkalan di beberapa lokasi. Padahal, layanan ride-sharingberbasis aplikasi sangat memudahkan banyak orang dalam menentukan moda transportasi pilihannya.
Dengan adanya penolakan-penolakan tersebut, tampaknya bakal sulit bagi layanan ride-sharing bisa dijangkau semua kalangan dan kawasan di tahun ini. Padahal dari sisi ekonomi, layanan ini bisa membantu mengatasi jumlah pengangguran di berbagai daerah.
4. Pemblokiran Otomatis Komentar Negatif

Beberapa social media seperti Instagram mungkin sudah secara terbuka menghabisi konten-konten pornografi. Sayangnya, ini tidak berlanjut fitur komentar. Para pengembang aplikasi social media sepertinya saat ini masih terkonsentrasi pada apa yang di-posting, sementara untuk moderasi komentar lebih diserahkan kepada pengguna. Padahal cyber bullying banyak bersumber dari fitur ini.
Mungkin pemblokiran otomatis komentar negatif bisa mengganjal kebebasan berekspresi di dunia maya. Tapi bukankah kebebasan berekspresi tidak berarti harus negatif?
Jadi, untuk tahun ini sepertinya pengguna social media harus tetap bersabar terhadap komentar-komentar negatif yang menyudutkan agama, ras, suku, dan golongan tertentu. Apakah kita harus berharap adanya teknologi untuk mempertebal rasa sabar? Jika ada, pasti akan laris manis.
5. Mobil Terbang
foto: kitguru.net

Dunia otomotif memang semakin bergairah dengan adanya pengembangan smart car yang tengah digalakkan beberapa produsen mobil. Sayangnya, ini baru sebatas fitur entertaiment dan self-driving.
Jika berharap akan hadirnya mobil terbang seperti di film-film sci-fi, sepertinya bukan di tahun ini tempatnya. Pasalnya, belum ada produsen mobil yang secara serius menggarap teknologi ini. Sekalipun ada, itu lebih ke proyek personal dan masih berupaprototype.

Mulai 2016, UN Pakai Sistem Komputer


Puluhan siswa SMA Istimewa Lapas Anak Pria Kelas IIA Tangerang sedang mengikuti ujian nasional, Selasa (15/4/2014).
JAKARTA, KOMPAS - Untuk menghemat biaya serta menjamin pelaksanaan yang jujur, bersih, dan fleksibel, ujian nasional akan menggunakan sistem komputer atau disebut dengan "computer-based test". Tes model ini bermanfaat untuk meningkatkan mutu, fleksibilitas, dan keandalan ujian nasional. Proses pengadaannya juga diharapkan lebih lancar.
Hal ini dikemukakan Kepala Pusat Penilaian Pendidikan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nizam, Sabtu (24/1/2015), di Jakarta. "Hasilnya juga bisa lebih rinci dan lebih cepat diperoleh murid, orangtua, dan sekolah," ujarnya.
Mulai tahun ini akan dilakukan perintisan atau uji coba ujian nasional (UN) dengan target beberapa sekolah pada setiap jenjang di setiap provinsi. Untuk tahun-tahun berikutnya, UN dengan sistem komputer akan dilakukan dengan cakupan lebih luas di 34 provinsi pada jenjang SMP/MTs, SMA/MA, SMK, serta Paket B dan C. Soal-soalnya sama atau setara dengan tes berbasis kertas (paper-based test).
Sekretaris Badan Standar Nasional Pendidikan Bambang Suryadi menambahkan, tahun ini sudah dimulai uji coba UN dengan sistem komputer. Kriteria sekolah yang akan menyelenggarakan UN dengan sistem komputer akan dituangkan dalam petunjuk teknis.
"Nanti semua dijelaskan dalam pos dan petunjuk teknis. Sedang kami sempurnakan," ujarnya.
Dalam konferensi pers UN, Jumat lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan mengatakan, tahun depan diharapkan akan ada pusat ujian atau tes.
Jika sudah ada pusat tes, diharapkan ke depan tidak perlu ada lagi pelaksanaan UN yang serempak pada satu hari di seluruh Indonesia. Jika UN bisa diselenggarakan dengan komputer, sekolah hanya perlu menentukan jadwalnya, lalu mengambil ujian sesuai jadwal masing-masing.
"Selama kita masih menggunakan paper-based test, masih pakai kertas, (UN) memang harus diselenggarakan satu hari karena soalnya keluar. Tapi, kalau pakai komputer, soalnya tidak keluar sehingga bisa dilakukan ulang," kata Anies.
Soal sulit
Setiap tahun sedikitnya 100.000 soal dibuat untuk kisi-kisi UN dan tidak digunakan lagi sehingga dinilai boros karena perlu dicetak. Namun, jika menggunakan sistem tes berbasis komputer, soal-soal yang masih bagus dapat dipertahankan dan yang sudah usang bisa dibuang.
"Kalau sekarang soalnya masih sekali pakai, lalu buang," kata Nizam.
Ke depan akan ada bank soal nasional untuk menampung soal-soal UN yang akan diperbarui setiap lima tahun sekali. Ketika itu pula, paling tidak ada 10-20 persen soal dibuang dan diganti yang baru.
Untuk UN tahun ini belum ada perubahan tingkat kesulitan soal. Standar kualitas soal masih mengikuti ketentuan Badan Standar Nasional Pendidikan tahun lalu.
Hanya, lanjut Nizam, tahun ini sudah dimasukkan soal-soal berkategori high order thinking. Ada 5-10 persen soal yang berkategori itu. Tahun lalu ada beberapa soal yang menggunakan standar Programme for International Student Assessment (PISA).
Soal-soal high order thinking ini dibuat oleh tim guru yang telah mendapat pelatihan dari tim PISA tahun lalu. Menurut Nizam, pihaknya menginginkan UN menjadi inspirasi bagi anak. Materi soal lebih banyak berkisar pada contoh dalam kehidupan sehari-hari sehingga anak memahami konteks, tidak hanya menghafal rumus atau soal.
"Kami ingin anak-anak tertantang ketika mengerjakan ujian. Soal-soal ini bisa menjadi tambahan pengetahuan. Anak didorong untuk berpikir," katanya.
Perubahan bentuk dan materi soal seperti ini mau tidak mau akan memaksa guru untuk mengubah cara pembelajarannya. Harapannya, guru tidak lagi memberi latihan menghafal pengerjaan soal terus-menerus menjelang UN atau drilling soal. Ketika hanya menghafalkan soal, yang terjadi adalah murid hanya diajari trik-trik mengerjakan soal.
"Ini yang terjadi di bimbingan belajar. Anak-anak hanya tahu trik-trik, tidak memahami konsep dan konteksnya," ujar Nizam.